Wednesday 11 June 2014

Prediksi Google Indonesia

JAKARTA - Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) bersama Google meluncurkan riset mengenai e-commerce di Indonesia. Tema yang diangkat adalah berkaitan dengan perilaku on the web looking di Indonesia.

Hasil riset yang dilakukan oleh Vela Most of asia di 12 kota besar di Indonesia dari pertengahan tahun 2013 hingga Januari 2014, dengan segmen umur mulai dari 17 tahun ini, berhasil mendapatkan beberapa temuan penting.

Adapun diantara temuan itu adalah, diprediksi overall nilai pasar e-commerce Indonesia mencapai USD8 miliar atau sekira Rp94 triliun serta akan terus meningkat hingga mencapai angka USD24 miliar sekira Rp283 triliun pada 2016.

TNS (Taylor Nelson Sofres) yang ditunjuk sebagai researcher oleh Google, melakukan riset di beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, Filipina serta Indonesia. Mereka mencatat bahwa 1 dari a couple of pengguna internet pada sejumlah negara tersebut, pernah berbelanja on the web atau setidaknya menggunakan jasa on the web.

Produk Laris Manis
Dari sisi produk, fashion menduduki kelas teratas sebagai barang yang paling sering dibeli (78 persen responden), disusul dengan system 46 persen serta produk elektronik lainnya sebanyak 43 persen.

Ketua Umum concept, Daniel Tumiwa mengatakan, para pelaku industri sangat bersemangat melihat proyeksi pertumbuhan yang cepat. "Jika perilaku konsumen ini dipelajari lebih dalam, kita dapat menyesuaikan penawaran terhadap keinginan mereka untuk memperluas penetrasi pasar, inch ujar ketua umum concept tersebut.

Daniel juga mengomentari kesiapan para pelaku e-commerce di Indonesia dalam menghadapi tantangan bisnis ini kedepan, dilihat dari sisi keamanan data (data security) terkait kejadian diretasnya situs e-Bay beberapa waktu lalu.

"Industri ini boleh bilang dari segi regulasi bisa dikatakan masih sangat minim, meskipun sekarang ada undang-undang perdagangan yang mengatur soal e-commerce di dalamnya, serta undang-undang ITE dari Kemenkominfo.


Daniel juga menambahkan, justru yang menerapkan standar keamanan adalah para pelaku bisnis itu sendiri. Karena secara alami, mereka lah yang akan diutungkan apabila semakin dipercaya oleh konsumen, jika dapat menawarkan keamanan dalam bertransaksi.

Tidak hanya itu, menurut Daniel, risiko keamanan akan selalu ada dalam dalam transaksi apapun baik on the web maupun real world. Maka yang penting untuk dilakukan adalah kembali pada para pengguna itu sendiri.

“Konsumen harus menjadi smart client, karena itulah yang merupakan defense paling kuat yang akan melindungi dari kejahatan internet, ” kata Daniel.

Land Scalp Google Indonesia menambahkan bahwa kebutuhan akan protection sudah diakui serta menjadi hal yang penting dalam undang-undang e-commerce di Indonesia, sebagai salah satu faktor utama untuk memajukan bisnis ini.

0 comments

Post a Comment